FREE LEARNING IN LEARNING CALCULUS BASED ON PROBLEM POSING AND PROBLEM-SOLVING
Keywords:
Free Learning, Calculus Learning, Problem-Posing, Problem-SolvingAbstract
The independent learning program focuses on how learning is free to innovate and improve literacy and numeracy skills. Both of these capabilities are still low in Indonesia. Literacy and numeracy skills are increasingly important in a digital environment, but it is challenging to develop approaches to learning a subject, for example, in calculus learning which is often considered rigid and traditional learning. This needs to be renewed using the concept of freedom of learning based on problem-posing and problem-solving. Calculus learning by involving both of these approaches will create democratic learning because the characteristic of this learning gives sovereignty to students to be independent in learning. Thus, students are free to think critically and creatively in finding information sources digitally and non-digitally as well as expressing their ideas on mathematical problems that exist in real life. Digital literacy and numeracy abilities of students will be formed, and the result of students will have four soft skills, namely, creativity, critical thinking, communication, and collaboration.
References
Haylock, D. & Thangata, F. (2007). Key Concepts in Teaching Primary Mathematics. UK: SAGE Publication Ltd.
Hidayat, R., Roza, Y., dan Murni, A. (2019). Peran Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Literasi Matematis dan Kemandirian Belajar. JURING (Journal Res. Math. Learn), 1 (3), 213–218.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2015. Penumbuhan Budi Pekerti. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014. Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Krulik, S dan Rudnick, J. A. (1995). Problem Solving a Handbook for Elementary School Teachers. Boston: Temple University.
Kuswidi, I. (2015). Brain-Based Learning untuk Meningkatkan Literasi Matematis Siswa. Al-Jabar J. Pendidik. Mat., 6 (2), 195–202.
Lestari, D. (2015). Pendidikan Karakter dan Gaya Belajar dalam Pembelajaran Kalkulus. AdMathEdu, 5 (1), 13-22.
Linuhung, N. (2015). Penerapan Strategi Pemecahan Masalah Wankat-Oreovocz dalam Peningkatan Literasi Matematis Siswa SMP Ditinjau dari Pengetahuan Awal Matematis (PAM) Siswa. AKSIOMA J. Progr. Stud. Pendidik. Mat., 4 (1), 53-58.
OECD. (2018). Mathematics Performance (PISA). Diakses pada tanggal 8 Juli 2020. Url: https://data.oecd.org/pisa/mathematics-performance-pisa.htm.
Palobo, M. (2016). Keefektifan Pendekatan Problem Posing dan Problem Solving dalam Pembelajaran Kalkulus II. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (2), 234-244.
Rahmawati, N. D., Mardiyana, dan Usodo, B. (2015). Profil Siswa SMP dalam Pemecahan Masalah yang Berkaitan dengan Literasi Matematis Ditinjau dariAdversity Quotient (AQ). Jurnal Pembelajaran Mat., 3 (5), 508-517.
Siswono, T. Y. E. (2008). Identifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Pengajuan Masalah (Problem Posing) Matematika Berpandu dengan Model Wallas dan Creative Problem Solving (CPS). Buletin Pendidikan Matematika, 6 (2), 1-16.
Siswono, T. Y. E. (2019). Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sukardi. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 8 Juli 2003. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4301. Jakarta.
Yamin, M. & Syahrir. (2020). Pembangunan Pendidikan Merdeka Belajar (Telaah Metode Pembalajaran). Jurnal Ilmiah Pendidikan, Sosial, dan Politik, 6 (1), 126-136.